Puisi

Puisi itu untuk dilakukan

Mari kita melakukan puisi kita. Rupanya, puisi kita tak cukup lagi dipublikasikan di media-media, termasuk media sosial. Puisi akan langgeng jika kita melakukannya. Biarkanlah kata-kata yang merangkai puisi-puisi kita terus saja indah, menari-nari, tak bertepi. Puisi seungguhnya adalah ketika ia dilakukan, bukan dilagukan. Puisi yang dilagukan sudah banyak terjadi. Tapi puisi yang dilakukan masih sangat sedikit. Maafkan atas subjektifitas saya ini.

 

TawaPagi

Anggur di gerbang rumah sederhana kami mulai berbunga.
Istri dan anak-anak saya sangat bahagia. Anggur, terimakasih
telah membuat kami tertawa bahagia pagi ini.


Makassar, 30 Agustus 2012 

No comments: