Bulan di atas Laut Tarakan
memang tak kuasa menahan senja
ia Amor yang digilas maut
biarlah
sebab ia adalah pintu pagi yang terbuka diamdiam
tersenyum pada rimbun hutan lindung kota
melambai pada loncat bekantan yang menyeringai
di KKMB
menyapa kepiting soka yang merayap di sela akar bakau
dan kapah yang diam malumalu
Aduhai elang laut yang terpenjera di bawah pohon Jawa
rayuan gelombang yang merayu di Pantai Amal
mengajaknya kembali berkelana mengendara angin
tak kuasa ia
baginya, manusia adalah kutukan
yang menahan bebasnya dengan rantai besi
bagai kisah para romusha di pulau Tarak
ada bangkerbangker yang menulis kisahnya walau diam
Bulan di atas Tarakan
menjelma mata nelayan pemacing
yang menarinari melikliuk bagai tari jepin Bangsa Tidung
Bulan di Atas Tarakan masih terjaga
ketika cobe'cobe ampas minyak kelapa yang menyatu teri kering
mengantarku melayang pada negeri Bugis yang kutinggal
ada busara dengan aroma daun pisang di sini
Bulan di atas Tarakan temani aku menjelma kata
Pantai Amal Tarakan, 30 Desember 2012
Media ini berisi perspektif saya terhadap realitas dan fenomena.Terimakasih telah bersama saya.
Monday, December 31, 2012
Tuesday, December 25, 2012
Film Pendek dan Negeri Ironi
Makassar, 24 Desember 2012. Gerimis mulai menjelma hujan. Jalan di
depan kantor Lembaga Perlindugan Anak Sulawesi Selatan (LPA) Sulsel
masih basah, bahkan sesekali gerimis menderas. Biarlah gerimis, biarlah
hujan. Shooting film dokumenter program Yapta-U, LPA Sulsel dan ILO IPEC
harus tetap dilakukan. Gufran H. Kordi menjadi salah seorang narasumber kunci
kali ini.
Irwan, Suhud Madjid, Makmur dan Gufran telah mendahuli saya tiba di kantor LPA Sulsel sementara Risnawati (Risna) dan Ayustina (Ayu) tiba beberapa menit setelah saya.
Irwan, Suhud Madjid, Makmur dan Gufran telah mendahuli saya tiba di kantor LPA Sulsel sementara Risnawati (Risna) dan Ayustina (Ayu) tiba beberapa menit setelah saya.
Saturday, December 8, 2012
Keluarga Demokratis
Giddens (2000: 102-111) menegaskan bahwa
keluarga tidak mungkin lagi kembali pada pola keluarga tradisonal karena
keluarga juga mengalami perubahan-perubahan. Kondisi kekinian menunjukkan bahwa
ada ketidakberesan dalam perkawinan, keluarga dan pengasuhan anak. Karena itu
dibutuhkan kondisi keluarga yang ideal. Bagi Giddens, hanya ada satu kisah
keluarga yang pantas untuk zaman sekarang ini, yaitu keluarga demokratis.
Thursday, December 6, 2012
Keluarga Sehat
Isitilah Keluarga Sehat
datang dari Fred P. Piercy, seorang sosiolog dari Purdue University. Piercy
(1989: 1-7) yang juga pernah melakukan studi terhadap keluarga di Indonesia
mengemukakan beberapa elemen keluarga sehat, yaitu:
Wednesday, December 5, 2012
Keluarga ideal
Meskipun
rumah tangga kadang mengalami sisi gelap, namun rumah tangga juga mengalami
sisi terang. Henslin (2006:143) membantah anggapan bahwa pernikahan jarang
berhasil. Mendukung bantahannya ini, Henslin mengutip pandangan Cherlin dan
Fusrtenberg (1988), Whyte (1992), bahwa
sekitar dua dari tiga orang menikah di Amerika merasa sangat bahagia
dari pernikahan mereka. Sejalan dengan ini, Henslin juga mengutip hasil
penelitian Jeannette dan Robert Lauer (1992) yang telah melakukan wawancara
terhadap 351 pasangan yang telah menikah selama 15 tahun atau lebih. Ternyata,
dari hasil penelitian Jeannette dan
Robert Lauer tersebut ditemukan bahwa terdapat 51 pasangan mengaku tidak
bahagia tapi mereka tidak bercerai dengan alasan agama dan tradisi keluarga
atau demi anak-anak, selebihnya adalah pasangan yang bahagia. Ada beberapa
alasan mengapa 300 pasangan merasa bahagia adalah:
Tuesday, December 4, 2012
Pembagian Peran dalam Rumah Tangga
Pembagian
peran kerja merupakan hal penting dalam sebuah rumah tangga. Karena itu,
pembagian kerja juga patut diperhitungkan dalam memandang penelitian ini.
Karena menurut Henslin (2006:116), yang
mengutip penelitian Hecker, Nowak dan Snyder, bahwa salah satu penyebab
terjadinya perceraian adalah tingginya pendapatan isteri dibandingkan dengan
pendapatan suami. Dengan demikian, pembagian peran dalam rumah tangga dipandang
penting untuk dibahas.
Thursday, November 29, 2012
Cinta dan Rumah Tangga
Cinta
memainkan peran yang demikian penting dalam sebuah rumah tangga. Bagi masyarakat
Barat dan pada umumnya masyarakat dewasa ini memandang bahwa satu-satunya
landasan suatu pernikahan adalah cinta. Cinta romantis biasanya diawali oleh
daya tarik seksual. Seseorang akan meluangkan waktu dengan seseorang pula
(perempuan maupun laki-laki) jika ia merasakan adanya daya tarik seksual itu.
Ketika ditemukan bahwa seseorang memiliki perasaan yang sama dengan orang yang
ia sediakan waktu luang itu maka dapat diberi label bahwa itulah perasaan cinta.
Tuesday, November 27, 2012
Puisi
Historia
Maka senjapun datang
air mata menjelma kunangkunang
menarinari di sela gemintang
ditantang ia melintang
di hati ia menghadang
lalu lelap berselimut petang
MATA MERAH PAK UDING
Syamsuddin Simmau
Pak
Uding termangu. Matanya menerawang. Sesekali lelaki berusia 65 tahun itu
mendesah. Bukan lantaran menghabiskan tiga bungkus rokok setiap hari. Tapi
dadanya memang begemuruh. Ada yang mengganjal. Pikirannya kusut. Matanya merah.
Sudah tiga hari ia tak bisa memejamkan mata.
Bagaimana
tidak, pernikahan anak semata wayangnya dibatalkan secara sepihak. “Lelaki
bangsat !” geramnya. Lagi-lagi Pak Uding membuang napas panjangnya. Jemari
tuanya bergetar.
Sunday, November 25, 2012
Bentuk Keluarga
Menurut Henslin (2006:116) ada beberapa bentuk keluarga, yaitu:
a)Keluarga batih (nuclear family), yang terdiri atas suami, isteri dan anak-anak.
b)Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga yang tidak hanya terdiri atas
suami, isteri dan anak-anak tapi juga termasuk kakek, nenek, bibi, paman dan
saudara sepupu.
c)Keluaga orientasi (orientation family) yaitu keluarga dimana individu tumbuh dan
berkembang.
d)Keluarga prokreasis (procreation family), yaitu keluarga yang terbentuk jika suatu
pasangan memperoleh anak pertama.
Selain bentuk-bentuk keluarga tersebut, Goode (2004: 91) juga menyebut bentuk keluarga lain, yaitu keluarga gabungan (joint family). Bentuk keluarga ini terdiri dari orang-orang yang berhak atas kasil-hasil milik keluarga. Bentuk keluarga ini ditemukan di India, dimana saudara-saudara laki-laki generasi manapun bersama dengan anak-anak laki-laki mereka pada generasi berikutnya tambah anak laki-laki dari generasi ke tiga. Dalam hal ini mencakup semua saudara laki-laki pada setiap generasi dalam garis lurus dari beberapa saudara laki-laki tertentu selama unit tersebut masih lengkap. Penekanan berada pada saudara laki-laki karena menurut adat Hindu, anak laki-laki telah memiliki hak atas kekayaan keluarga sejak ia lahir.
Saturday, November 24, 2012
Sang Penari
Syamsuddin Simmau
Diach bukan penari sembarangan.
Ia adalah ratu penari. Penari
penakluk.
Rambutnya berkibas bagai kawat baja.
Matanya bagai kucing betina lapar.
Sepulang
menari, Diach melepas busananya satu-satu. Kancing atas kemejanya, kencing ke
dua, tiga, dan ke empat. Lepas. Jean berwarna hitam, ketat juga dibuka.
Kancing, lalu kancing ritsleting. Kaki kanan, lalu kaki kirinya dilepas. Diach
kini hanya pakaian dalamnya yang berwarna serba hitam. Dua luka seperti bekas
cakaran tergambar jelas diatas buah dadanya yang bagian kanan. Tampaknya luka
itu luka bekas cakaran. Busana putih dan jeans hitam yang menemaninya seharian
tergeletak di atas restbang yang ditutup seprei putih. Diach perempuna yang tak
mengenal lelah.
Thursday, November 22, 2012
Keluarga dan Masyarakat
-->
Pendapat
Henslin (2006:116), sebagaimana telah dijelaskan juga pada bab terdahulu bahwa
keluarga (family) terdiri atas
individu-individu yang menganggap bahwa mereka memiliki hubungan darah,
pernihakan atau adopsi. Di negara-negara barat batas-batas antara rumah tangga dan keluarga tidak jelas
karena mereka menganggap bahwa keluarga terdiri dari seorang suami, istri dan
anak-anak. Tapi kenyataannya, ada juga rumah tangga yang hidup serumah dengan
mertua atau orang tua mereka. Karena itu, keluarga dan rumah tangga bagi
Henslin tidak terlalu dikotomikan.
Berdasar
pada pandangan Henslin tersebut maka
Sunday, November 18, 2012
Masyarakat dan Individu dalam Konstruksi Teori
Pada
mulanya para perintis teoritis sosiologi memandang bahwa masyarakat dan
individu adalah dua hal yang berdiri sendiri. Pandangan ini sangat ektrem
terhadap keduanya. Bagi Comte, Spenser, Karl Marx, Durkheim, masyarakatlah yang
menentukan perilaku indivudu. Menurt Comte, masyarakat bersifat organik dimana
individu sedemikian hebatnya dipengaruhi dan dibentuk oleh lingkungan
sosialnya, sehingga satuan masyarakat yang azasi bukanlah individu, melainkan
keluarga-keluarga (Johnson, 1986: 90). Semenara Marx memandang bahwa baik kehidupan
individu maupun masyarakat sesungguhnya ditentukan oleh faktor dari luar, yaitu
faktor ekonomi. Karena itu, interaksi yang terjadi dalam masyarakat adalah
interaksi ekonomi. Kenyataan-kenyataan sosial tidak ditemukan di dunia abstrak
dalam diri individu tapi justru ditemukan di pabrik-pabrik, di tambang-tambang
dan industri lainnya. Marx memandang bahwa cara individu melihat dunia
dikondisikan oleh kedudukannya (kelas) yang tertentu dalam lingkungan materil
dan sosialnya ((Johnson, 1986: 131).
Demikian
halnya dengan Durkheim, dalam teori Fakta Sosial, Durkheim memandang
bahwa
Saturday, November 3, 2012
Kidung Munajat untuk Mutiah
Kado Pernikahan Mutiah Ummusyahidah
Binti Rusnawati Rasyid
Pagi masih belia
Selimut malam belum
tergulung
Embun belum beranjak
Ketika munajat ini
menjelma kidung
Menembus semua batas
Rebahlah segala di
hadapnya
Kepada Sang Pemilik
Cinta dan Waktu
Aku berkata tanpa menggunakan
lidah
Aku menyebut-nyebut nama
KekasihMu berulangulang
Agar mampu kumunat
kidung ini padaMu saja.
“Tiada keraguan pada hamba.
Engkaulah yang mengukir tubuhnya
dengan rahmanMu
Dari pahat cinta ibu dan ayahnya.
Dikaulah yang menitip kasih sayang
Dalam tubuhnya sebagai tempatmu
mengkukir
Tubuh terindah.Maka jika sekiranya
Dikau berkenan
Maka perkenankanlah Mutiah Ummusyahidah
Mengayuh bahtera Nuh-Mu bersama putra
putri yang Dikau
Nisbatkan kepadaNya kelak.
Diakulah pemiliki segala bahagia
Yang kadang kau titip melalui
bunga-bunga
Dan kepak kupu-kupu pagi-pagi
Maka jika Dikau berkenan maka
perkenankanlah
Mutiah Ummusyahidah menjadi pewujud
Harap ibu dan ayahnya untuk mewarisi
rezkiMu pada Yusuf yang tidak tara
maka cukup pulalah rezkinya.
Dikaulah pengangkat rasa sakit dari
Sulaiman
Hingga kesehatan melimpah padanya
Maka jika Dikau berkenan maka
perkenankanlah
Mutiah Ummusyahidah memiliki kesehatan
Jiwa dan raga untuk mendekap
hamba-hambaMu
Maka Engkaulah segala dari segala
Maafkan kelancangan tanah rendah ini
Di hadapMu Yang Perkasa.”
Dan pagi pun menguning
Bunga-bunga mekar
gemulai
Embun pun berangkat
tergesa-gesa.
Makassar, 3 Nopember 2012
Friday, November 2, 2012
Makmur, Hamka dan Pagi yang Sumringah
Syamsuddin Simmau
Alhamdulillah,
Rabu pagi sekitar pukul 8, saya kedatangan tamu istimewa, Makmur Payaboo, saya
menyebutnya Ustadz Makmur, bukan lantaran ia benar-benar ustadz yang sering
berkhutbah tentang halal haram di surau-surau, di masjid-masjid dan rumah suci
lainnya tapi ia memang adalah ustadz yang dalam bahasa Indonesia bermakna guru.
Jadi Makmur Payabo adalah salah seorang guru yang telah memberi saya banyak
pelarahan khususnya dalam hal berbagi kasih saya dan kepeduliaan sosial. Saya
juga belajar padanya bagaimana melakukan kunjungan rumah alias home visit ketika menjadi teman
masyarakat untuk menuju keberdayaan bersama.
Tentulah
diskusi kami panjang. Dua cangkir kopi hitam menemani perbincangan kecil kami
pagi itu. Kami berbincang tentang diri kami masing-masing, rencana-rencana kami
dan kondisi keluarga serta teman-teman. Saya benar-benar merasa sembuh dari
demam yang mencekam selama tiga hari. Pagi itu benar-benar sumringah, tertawa,
bahagia. Ia mejelma bunga jambu air yang diputiknya masih tersisa beberapa
tetas embun yang kesiangan.
Kamis
pagi sekitar pukul 7.45, kebahagiaan kembali dipupuk oleh Tuhan saya pagi-pagi
sekali. Saya kedatangan tamu spesial. Saya yang sudah mulai beraktifitas
kembali kini mendapat suplemen hati. Hamka yang juga saya panggil Ustadz Hamka,
lantara ia telah mengajari saya tentang makna hidup, perjuangan dan ketabahan.
Ia memang guru saya. Menyebut namanya saja mengingatkan saya pada tokoh idola
saya Buya Hamka sang penulis Tenggelamnya Kapal Vanderwick (maaf jika kata
Vanderwick salah eja).
Di
teras kediaman sederhana kami, di samping pohon mangga harum manis yang belum
berbuah, pohon rambutan, lengkeng, jambu air, anggur, adenium dan bunga wali “kembang
melati” putih menjadi penyaksi atas gerai tawa kami. Kami sepakat, Masa depan
selalu ada dan ia selalu menyajikan dua rasa; manis dan pahit. Keduanya memang
datang silih berganti. So, mari kita
jalani saja. Sebab diminta atau tidak masa depan pasti datang sebagaimana
kematian.
Wow,
ustadz...terimakasihku untukmu berdua....
Makassar,
2 Nop. 2012
Thursday, November 1, 2012
Kertas Posisi, Apa itu ?
Syamsuddin Simmau
Persentuhan
dengan Position Paper
Suatu
sore di tahun 2011 (saya lupa tanggal dan bulannya), pada sebuah hotel di
Makassar, Andi Ahmad Yani, Direktur Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP)—sebuah
lembaga nirlaba yang berkonsentrasi mendorong kebijakan publik yang pro rakyat—meminta
saya untuk melihat dia memfasilitasi sebuah kegiatan yang berkaitan dengan Kertas
Posisi atau Position Paper Partai
Politik di Sulawesi Selatan. Kegiatan yang difasilitasi oleh Andi Yani (sapaan
saya pada Direktur LSKP ini ketika itu) merupakan kegiatan kerja sama antara
LSKP dan International Republican Institute (IRI). Ketika itu, saya menjelma
mahasiswa yang baik memperhatikan Andi Yani memfasilitasi kegiatan. Seru. Saya
senang ketika itu.
Namun,
ketika itu, saya benar-benar tidak memahami apa itu kertas posisi. Lalu saya
menanyakannya kepada Andi Yani yang memang adalah akademisi kebijakan publik di
Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang juga alumni Ohio University itu.
Andi Yani memberi saya penjelasan singkat. Namun hal tersebut belum memuaskan
saya. Hmmm, rupanya Mahasiswa Program Doktor di Belanda itu sedang
mempersiapkan saya untuk menjadi fasilitator menggantikan dirinya pada program
itu karena dia akan melanjutkan studi ke Ohio. Tentu saja, saya agak gugup. Meskipun
saya juga adalah akademisi di Universitas Islam Makassar (UIM) yang masih berstatus
Dosen Luar Biasa ketika itu, saya masih kurang percaya diri. Maklum, saya tidak
ingin menjadi “serangga perusak” program lembaga yang telah digawangi Andi Yani
tersebut.
Yang
pasti, Andi Yani ketika itu mengatakan bahwa kertas posisi ini sangat dekat
dengan kegiatan tulis menulis. Apa lagi saya berlatarbelakang jurnalis. Bagi
Andi Yani, saya akan mudah menyesuaikan diri dengan kertas posisi. Saya merasa,
“Ada hal baru, nich,” mirip salah satu iklan di tv yang tokohnya anak-anak.
Saya pun lalu membuka-buka referensi dan juga menjelajah dunia maya. Ok,
ketemu. Selanjutnya, saya pun dipercaya oleh LSKP untuk menjadi fasilitator guna
mendampingi penyusunan kertas posisi partai politik di Sulawesi Selatan pada
tahun 2011 dan tahun 2012.
Sharing
Ternyata,
menurut Xavier University Library (selanjutnya saya sebut XUL) dalam http://www.xavier.edu/library/help/position_paper.pdf,
kertas posisi merupakan penjelasan tentang posisi atau sikap pada satu isu
dan alasan mengapa kita mengambil sikap tersebut secara rasional. Dengan demikian
tujuan kertas posisi itu adalah memberi dukungan terhadap isu yang menjadi
perhatian kita. Syaratnya, kertas posisi harus berdasar pada fakta dan
bukti-bukti yang kuat untuk mendukung sikap yang kita tuangkan di atas kertas
tersebut.
Baiklah,
mari kita lihat saran XUL yang patut dipenuhi dalam menyusun kertas posisi di
bawah ini:
1. Gunakan bukti-bukti untuk mendukung
posisi kita, seperti data-data statistik, kalau perlu menurut tanggal dan kegiatan
yang kita jadikan referensi,
2. Validasi posisi kita dengan referensi
yang kuat sebagai kutipan untuk mendukung posisi kita,
3. Ujilah kekuatan dan kelemahan posisi
kita,
4. Evaluasi solusi yang memungkinkan dan
buatlah saran atau rekomendasi untuk dilakukan secara strategis.
Bagaimana bentuk kertas posisi itu ? Baiklah,
tidak perlu khawatir. Menurut XUL, kertas posisi terdiri atas:
Bagian I: Pendahuluan yang berisi:
1.
Identifikasi
isu
2.
Pernyataan
kita terhadap isu tersebut.
Bagian
II: Isi kertas posisi yang meliputi:
1. Latar belakang informasi (sudah mulai
bicara data di sini, penulis).
2. Dukung dengan data dan fakta-fakta
sebagai bukti.
3. Pembahasan mengenai isu dari dua sisi
(atau lebih, penulis)
Bagian III: Kesimpulan yang berisi:
1. Saran untuk aksi
2. Solusi yang ditawarkan.
Nah,
mengapa ini penting saya kemukakan karena pada hari Rabu Sore di salah satu
cafe di Mall Panakukang di Makassar, Institute of Community Justice (ICJ)
menyelenggarakan seri diskusi tentang kertas posisi ini. Diskusi yang difasilitasi
Andi Yudha Yunus ini kemudian meminta saya untuk memberi pandangan mengenai
pentingnya kertas posisi. Tentu saja tanggapan saya mendapat tambahan dari
beberapa kawan, termasuk Andi Yudha, yang saya lebih nyaman menyapanya Kak
Yudha. Aaa, pada saat itu, salah seorang peserta diskusi dari Takalar yang
bernama Ira meminta saya untuk kembali menjelaskan soal kertas posisi ini.
Jadilah tulisan ini sebagai jawabannya.
Nah,
secara sederhana dapat saya uraikan bahwa kertas posisi itu sesungguhnya bukan
hal asing bagi teman-teman di NGO/LSM atau organisasi masyarakat lainnya karena
mereka sering membuat pernyataan sikap. Pernyataan sikap yang disampaikan secara
tertulis, baik melalui aksi di jalan atau diplomasi ke instansi/lembaga sasaran
itu sesungguhnya adalah kertas posisi. Hanya, belum memenuhi metode menurut XUL
tersebut. Meski demikian, tidak ada aturan baku yang mengatur “halal haram”
kertas posisi ini.
Intinya,
pada bagian pendahuluan kertas posisi itu memuat deskripsi mengenai isu melalui
identifikasi masalah,lalu juga penting mengemukakan alasan mengapa kita perlu
mengambil sikap terhadap sebuah isu.
Pada
bagian isi kertas posisi, kita diminta untuk mengemukakan bukti-bukti berupa
data-data statistik atau data hasil penelitian yang berkaitan dengan isu yang
kita sikapi. Data tersebut kemudian kita analisis untuk mendukung pentingnya
kita dan instansi/lembaga yang menjadi sasaran untuk mengambil sikap, aksi dan
kebijakan strategis mengenai isu dimaksud. Jangan lupa, gunakan teori atau
preposisi untuk menguatkan alasan kita.
Bagian
kesimpulan kertas posisi meliputi saran untuk aksi strategis yang dapat
dilakukan sebagai solusi. Kalau perlu berikan juga solusi alternatif.
Hmmm,
ok. Terimakasih.
Subscribe to:
Posts (Atom)